rss

About Me

My photo
I am 19 years old I had passed from International Grade of High School 1 Cibadak.,. I like motocross,but until now, I Have not been finding the opportunity tobe motocross racer,., I am just a grasstrack racer but I always search it.,.would it be realized,.,the sooner the better

Sunday 4 October 2009

Saksikan Aksi MOTOCROSS di Grand Cikarang City


Hadir kembali perhelatan international Motocross Di Perumahan Grand Cikarang City...

Tempat : Sirkuit MX Grand Cikarang City
Perumahan Grand Cikarang City
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
Waktu : Sabtu dan Minggu, 10-11 Oktober 2009

Dapatkan juga informasi mengenai perumahan Grand Cikarang City di stand Pameran dan Kantor Pemasaran Kami yang berdekatan dengan kegiatan acara..
Berkarir di motocross udah paling asyik deh. Jenjangnya jelas. Kelas yang dilombakan di kampung, juga mentas di dunia. Indonesia juga telah mulai dari usia belia. Ke depan, Indonesia harus mampu merawat bibit yang ramai itu.

Maka, dukung lah bocah yang jingkrak dengan special engine (SE). Sebut saja motor jingrak. Motocross atau supercross, motornya selalu begitu. Asal orang tuanya jangan ikut jingkrak di lapangan. “Motocross masuk akal untuk pembibitan murah. Juga untuk berprestasi setingginya,” yakin Irwan Ardiansyah, mentor motor jingkrak Ardian’s Jogja.

Perangkat yang digunakan tidak ada pengecualian. Yang bisa dibeli crosser Amerika dan Eropa, bisa pula dimiliki crosser Papua. SE yang dipacu juara dunia motocross dan supercross, juga dipake pemula di Gorontalo. Sirkuit pun sama-sama tanah. Malah tanah di Indonesia banyak yang kosong, kecuali Jakarta. Pendeknya, tidak ada bedanya. Mungkin pembedanya hanya metode pelatihan. Juga pemahaman mecetak crosser sejati.

Coba baca nasihat Jan Postema. Mantan pelatih Steven Everts dan sekarang pemoles pejingkrak Thailand itu, memotret iklim motocross Indonesia. Katanya, Indonesia masih berbau gaya hidup. Belum membuat motocross bagian dari pekerjaan. Belum sanggup melupakan muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga. Maksudnya, giring anak-anak mengubah muda foya-foya dengan pretasi. “Tentu dengan kerja keras,” beber Postema yang juga punya JP Motocross School di Belanda.978jenjang-mx-deni-orlando-dvd.jpg

Menurut Toddy Andries, penjejangan motocross mulai jalan. Saat ini, tersedia kelas SE 50 cc dan SE 65 cc. Dulu, kelas ini belum terpikir. Padahal, “Di belahan dunia sudah puluhan tahun berjalan. Ini jadi tugas sekolah motocross Indonesia. Mereka kudu melengkapi sistem pelatihan,” papar Om Toddy yang sesepuh orlahraga jingkrak motor sambil garuk tanah itu.

Harap maklum, Om Toddy bicara begitu. Sampai saat ini, motocross Indonesia belum beranjak. Perubahan usia dini, iya! Tapi, prestasi? Jauuuuh! Masih babak belur oleh Thailand. Itu baru Thailand. Belum negara yang dasar motocrossnya pesat. Sampai detik ini, pejingkrak Indonesia kalah kelas dengan Oztrali. Diasapi, dikentuti, dan disuruh makan debu.

Deni Orlando pernah bilang, sekolah motocrossnya akan terus dibenahi. Materi yang dipakai sekarang masih sesuai galian dari pengalaman. “Belum ada kurikulum formal. Tapi akan diusahakan ke situ,” kata Orlando yang di umurnya 33 tahun masih sempat juara nasional motocross 2008.

Jhony Pranata pun akhirnya loncat gelanggang. Bukan sembari cakar tanah seperti julukannya, si Kucing! “Lantaran perangkatnya sama, seharusnya peluang Indonesia sama dengan negara mana pun. Persoalannya, sampai di mana sistem pendidikan motocross kita,” beber Jhony yang mengantar Agi Agasi juara motocross SE 85 di bawah bendera Pertamina KTM. Untuk itu, Jhony dipercaya sebagai bos Akedemi Motocross bikinan PP IMI.

JAKARTA KESULITAN SIRKUIT

Bintaro Extreme Track (BET) bagian dari cerita penjejangan yang suram. Baru-baru ini, BET dipacul alias dibongkar alias ditutup manajemen Bintaro Jaya. Komunitas di sana, pun linglung.

Komunitas pun bisik-bisik sembari cari sirkuit latihan alternatif. “Itu lah Jakarta. Tidak ada yang pasti. Sirkuit kebanyakan menggunakan tanah sewaan. Sewaktu-waktu bisa diusir, jika tanah ditawar mahal pembeli,” papar Stefano, ortunya Jose yang berumur delapan tahun. Jose kenal motocross baru di BET.

Lingkungan juga berpengaruh. Jika tanahnya gratis, belum tentu lingkungan terima. “Ini pernah dialami di Depok yang jauh dari Jakarta, apalagi di tengah Jakarta yang padat. Lingkungan keberatan dengan debu dan bising,” kata Asep Hendro yang akhirnya bisa bikin sirkuit pribadi tidak jauh dari podepokan AHRS.

Untung ada dua sirkuit di Pondok Cabe, Depok, Jawa Barat. Persoalannya, satu milik tim Pertamina KTM dan satunya untuk grasstrack. “Silakan berlatih di Pondok Cabe KTM. Gak ada larangan bermain di situ,” jamin Alfons Judiarto, Ketua Umum IMI DKI. “Pondok Cabe yang grasstrack juga bisa,” imbau Mico Alexandro. Dia bukan pemilik, tapi punya andil di sirkuit itu.

Hanya saja, dua sirkuit itu pun, jaminannya belum ada. Maksudnya, sampai kapan bisa dipakai? “Ini menjadi tugas IMI DKI. Apalagi janjinya, IMI DKI akan memajukan motocross,” kata penulis. Lho, kok penulis? “Tenang aja. Kan saya bilang, Pondok Cabe bisa dipakai siapa saja, asal mengikuti aturan main di sirkuit ini,” tegas Judiarto.

AKADEMI MOTOCROSS PP IMI

977jenjang-mx-(jhony--agi-agas.jpgMungkin ini jawaban perangkat sama, prestasi beda. Itu dia Akademi Motocross bikinan PP IMI. Sebut saja Akedemi Motocross IMI (AMI). Sebenarnya, bukan hanya AMI. “Ada juga balap motor dan mobil. Semuanya serentak dimulai pada Januari 2009,” kata Judiarto. Ketua IMI DKI ini mengaku terlibat di dalamnya.

AMI akan diurus Jhony Pranata. Mantan juara nasional motocross empat kali era 90-an awal itu, dianggap berhasil lewat Agi Agasi di Pertamina KTM. “Konsep dan kriterianya masih digodok. Masih butuh masukan. Yang pasti AMI berpusat di sirkuit Pondok Cabe,” yakin Jhony yang masih keberatan mengumbar kelas yang dibuka di AMI.

Dari kasak-kusuk AMI terbuka buat siapa saja di seluruh Indonesia. Bagi yang berprestasi, akan dapat tunjangan berlomba dan belajar ke negara pusat moto-x. Baru itu yang berhasil dideteksi soal AMI. Tunggu lanjutan tulisannya.

Penulis/Foto : Miolo/Herry Axl, David